NakNik: Kalau TPA Penuh, Sampah Dibuang Ke Lapangan Renon Aja…

Aksi Anak-anak Memahami Sampah

Sinetron dan dongeng, dua hal yang menjadi kesukaan anak-anak kini. Kisah puteri dan pangeran tak pernah hilang dari memori anak-anak. Puluhan anak-anak di daerah Subak Dalem, Denpasar Utara juga memilih cara ini untuk memahami pendidikan lingkungan hidup.

Minggu, 3 Februari lalu 12 anak-anak yang tergabung dalam kelompok NakNik itu mementaskan drama yang berjudul “Kisah Puteri dan Pemulung”. Tokoh utamanya adalah Puteri dari Kerajaan Subak Carik yang mencari pasangan. Dari sekian orang pelamar, seorang pemulung memberanikan diri mendaftar.

“Aku adalah penyelamat bumi. Kalau tidak ada aku sampah-sampah bisa membuat banjir. Aku juga bisa menghasilkan banyak uang hanya dengan mendaur ulang sampah,” kata si pemulung yang diperankan Made Sudarsana bangga. Akhirnya pemulung ini dipilih Puteri karena sesuai dengan kondisi kerajaan yang membutuhkan penyelamat dari kepungan banjir. Continue reading NakNik: Kalau TPA Penuh, Sampah Dibuang Ke Lapangan Renon Aja…

Sampah (Kali ini) Bawa Berkah

Bagi NakNik dan penghuni Gang V Jalan Subak Dalem, Minggu (3/2) kemarin boleh jadi salah satu minggu yang riang. Untuk pertama kalinya NakNik Community berinteraksi dengan komunitas lain dan untuk pertama kalinya semua ibu2 di gang V ini berkumpul.

Tumben, anggota NakNik berkumpul semua, sekitar 20-an anak. Dari umur 3-14 tahun. Sejak Sabtu mereka menyiapkan pementasan teater berjudul “Puteri Mencari Pemulung” untuk dipentaskan pada Minggu itu, di depan Gusman dan Bli Tut Nartha dari Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali. Mereka berbaik hati datang berbagi informasi soal pengolahan sampah.

Sementara sebanyak 20 ibu-ibu tumpah ruah di rumahku untuk arisan pertama. Kegiatannya sih biasa, tapi ini jadi awal yang merekatkan kekerabatan di Gang V ini. Arisan ini akhirnya terwujud, setelah sekian lama dipending, dengan alasan ibu-ibu belum termotivasi untuk ikutan arisan.

Arisan perdana ini jadi, juga karena agenda NakNik yang mengundang PPLH Bali. Kegairahan anak-anak inilah yang menumbuhkan semangat bagi ibu-ibu mereka.

Saya seperti melihat miniatur banjar atau komunitas desa. Terbukti, jika masyarakat (sebodoh-bodohnya mereka) sesungguhnya akan bergerak jika disuntik sedikit saja. Di tengah-tengah kebodohan dan kesejahteraan itu, yang juga penting adalah dorongan untuk bangkit. Barangkali karena hal inilah para EQ trainer begitu laris… Continue reading Sampah (Kali ini) Bawa Berkah

Baru Nyoba Flickr, Kurang Apa Nih?

Nanya Anton, “Enaknya ratusan foto Thai diposting di mana? Multiply atau Flickr?”
“Di Flickr aja, kan langsung konek ke blogmu,” jawab Anton, Ayahnya Bani. Maka dengan cekatan si ayah nunjukkin cara posting dan ng-link ke blog. Now, aku dah lupa tahapan-tahapannya. Otak ni, gak mudah kompromi ma IT.

Tapi ternyata ribet juga untuk upload banyak foto. Makanya dikit-dikit dulu. Yah, masih nunggu dulu untuk share ke geng perjalananku (Boim, Odith, Ibnu, Master, bli Pierre). Ntar foto2 lain nyusul…

Job After Job

1. Halo Bodrek, FGD jadi gak? Kalo oke, harus mastiin waktu dan tempatnya dong

2. Pendidikan pengolahan sampah dari PPLH Bali diundur setelah kuningan aja, jadinya Minggu, tgl 3 Februari. Soale minggu ini rencana rapat panitia lounching BBC di Danes Art Veranda

3. Lanjut poin 2, mesti mastiin tempat lounching, administrasi, acara, dll

4. Mercya bilang ada tawaran menulis cerita advokasi HIV/AIDS dari lapangan untuk media massa Bali. Sabtu besok ketemuan sambil ngopi sore? Mercya asked me. Anton?

5. Wah, kok ditaruh paling buncit, padahal ini prioritas minggu ini. Bikin multply khusus Thailand (atau flickr aja?) untuk share foto dan artikel. Tentu saja artikel travel dan kuliner

Trauma Bani

Sekarang, Bani, anakku, ditinggal ke kamar mandi aja nangis. Pokoknya angsung teriak kalau bundanya udah di luar jarak pandangnya.

Ikhwal kondisi Bani ini barangkali karena lima hari kutinggal ke Thailand. Pada hari terakhir, pada 23 Januari pukul 7 pagi aku menelepon Tumik, tantenya yang menjaga di rumah. Saat itu aku masih menunggu penerbangan ke Bali dari Soekarno Hatta.

Tumik bilang Bani sakit, dan seharian gak mau makan. Bless…. air mataku langsung merembes. Jadi tontonan penunggu bandara lainnya. Hik…hik… biarin aja. Continue reading Trauma Bani

Dari Tong Sampah ke Sulap Sampah

Soal resolusi bikin tong sampah di gang rumah itu aku lempar ke NakNik Community, komunitas anak-anak gang rumah. Aku tanya, kira-kira kalau ada dua tong sampah, mau gak ya orang buang sampah kesana? Memilah sampah dulu?

Anak-anak (yang paling kecil TK, yang paling gede klas III SMP) kompak jawab, “Haha….” Sialan, mereka malah ngetawain. Yah, begitulah adanya jawaban yang jujur dari anak-anak, wajah dari ortu2 mereka dan saya, ortunya bani (orang dewasa yang gak pinter2 juga…)

Baiklah, merujuk tanggapan yang membuatku menahan rencana buat tong sampah itu, ini ada resolusi baru. Bagaimana kalau kita lihat caranya orang menghasilkan duit dari sampah? Nah, soal ini beberapa anak2 NakNik langsung tanggap. “Ya ya, Mbok Luhde, siapa tahu bisa dapet duit” Nah, kalau doku manjur…

Continue reading Dari Tong Sampah ke Sulap Sampah

Konflik Penanganan Sampah Rumah Tangga Kota Denpasar

Dimuat di The Jakarta Post

Nyaris tiap hari warga di Jl. Subak Dalem, Denpasar Utara mengeluh soal penumpukkan sampah tanpa pengelolaan di beberapa lahan kosong di daerah itu. Kadangkala sampai menyulut konflik antar tetangga. Seperti yang terjadi pada suatu pagi, 3 Desember lalu.

Bu Risma, 36 tahun, bersitegang dengan beberapa tetangga yang seenaknya menumpuk sampah di sisi timur rumahnya. Lahan kosong sebelah rumahnya itu kini hampir setengahnya tertutup timbunan berbagai jenis sampah. Kebanyakan sampah plastik seperti tas kresek, bungkus makanan ringan, dan sebagian lagi limbah sisa makanan.

Continue reading Konflik Penanganan Sampah Rumah Tangga Kota Denpasar

Pengalaman pertama dengan Who Wants To Be a Superhero?

Gak sengaja nonton tayangan luar negeri yang dibeli Trans7 ini. Tayang hari Jumat, sekira jam 5-an. Lupa, pokoknya sore. (mestinya cek jadwal acara tv di koran dulu. Sori)

Pas nonton, langsung dapet scene bagus saat peserta ditanya kapasitasnya untuk menjadi superhero. Misal, ada peserta pria mantan penari telanjang. ”Apakah kamu bisa menjadi panutan untuk anak-anak jika jadi superhero?” Dijawab: Tentu saja, saya malah mau share bahwa itu pengalaman buruk dan jangan diikuti.

Continue reading Pengalaman pertama dengan Who Wants To Be a Superhero?

di mana pikiran beristirahat