Tag Archives: keluarga

I’am (only) 35 days single parent, hore…

Mendengar kabar beberapa hari ia akan kembali sungguh menyenangkan. Dua minggu terakhir ini aku sudah menghitung hari.  Rasanya tak tahan lagi. Hm, ini mirip sebuah lagu. Ingat jingle-nya tapi lupa penyanyinya.

Hampir tiap hari aku bersama Bani, termasuk mengajaknya ke tempat kerja. Dan memarahinya (dengan rutin, rata-rata 2 kali sehari) seminggu terakhir.  Sumber kemarahanku, coba kuingat-ingat dulu. Pertama, kalau Bani lemot.

Contohnya, pagi-pagi pas ke warung mo beli bahan masakan, Bani yang lagi nonton teve atau main laptop teriak minta ikut. Trus, aku yang sedang di sadel motor menunggunya dengan meriang karena dia pasti bengong dulu di depan pintu, main-main dengan sandalnya, kadang malah pake duduk. Dipanggil, gak nyahut. “Bani, ikut ndak?” kataku sambil berancang-ancang. “Bundaa…..(melolong) ikut,” masih males-malesan, bukannya mempercepat. Continue reading I’am (only) 35 days single parent, hore…

Anakku, Jangan Jadi Tukang IT ya

Ayah suka kalau Bani udah ngobrak-abrik PC, laptop, nyopot kabel-kabelnya. “Ntar jadi hacker ya,” serunya girang. Kini, setelah ngobrol ma isoul, aku gak terlalu girang dengan dunia IT yang boom itu.

Isoul yang kartunis dan desainer yahud itu cerita kalau dia nggak terlalu ngoyo juga ngayuh duit dari dunia IT. Padahal kesempatan dan bakatnya nyambung banget. Isoul bisa jadi salah satu figur masa depan dunia IT. Dia bisa nulis, mrogram, bikin kartun, ngdesain, utak atik html, dan sebangsanya. Continue reading Anakku, Jangan Jadi Tukang IT ya

Orgasme Hari Ini

Cuit..cuit…akhirnya valentine-an. Setelah seperempat abad tidak ada peristiwa istimewa di pink day ini. Masih mending deh ada satu hari di mana kasih sayang punya momentum. Kadang memang sesuatu harus ditandai, walau kita melakukannya tiap saat. Yah, misalnya kaya BBC yang (mesti) ada launchingnya.

Dari pada di Aceh dan Padang yang pemerintah setempatnya melarang segala sesuatu (tindakan, peristiwa, ide) soal valentine day ini. Gila, ide aja dilarang. Alasannya nggak logis dan cenderung merendahkan remaja. Takut anak muda terjerumus dalam….(tahu sendiri kan lanjutannya…)

Baiklah, soal orgasme. Yup, orgasme hari ini. Ayah Bani mengeluarkan jurus barunya (yang sebelumnya ditanggap dingin, apatis, hedon).

Setelah menitipkan Bani (maaf, nak. Bani belum bisa nyoba kaya gini) ke bude-nya, Ayah langsung tancap gas ke Sanur. Ia sudah menyusun rencana-rencana khusus untuk mempraktekkan jurusnya itu.

### Maaf, sudah hampir tengah malam, dan aku harus menyusul Bani (dan Ayah ke kasur). Besok lanjut lagi…….

Trauma Bani

Sekarang, Bani, anakku, ditinggal ke kamar mandi aja nangis. Pokoknya angsung teriak kalau bundanya udah di luar jarak pandangnya.

Ikhwal kondisi Bani ini barangkali karena lima hari kutinggal ke Thailand. Pada hari terakhir, pada 23 Januari pukul 7 pagi aku menelepon Tumik, tantenya yang menjaga di rumah. Saat itu aku masih menunggu penerbangan ke Bali dari Soekarno Hatta.

Tumik bilang Bani sakit, dan seharian gak mau makan. Bless…. air mataku langsung merembes. Jadi tontonan penunggu bandara lainnya. Hik…hik… biarin aja. Continue reading Trauma Bani