Tag Archives: AJI

Musim Gugur Buruh Jurnalis Indonesia

Tahun 2010, boleh dibilang, sebagai musim gugur pekerja media di Indonesia. Jika pada kurun
November 2008-April 2009, AJI mencatat hanya ada 100 pekerja media yang dipecat, kini data tersebut kian melonjak tajam. Berdasarkan data yang dihimpun AJI Indonesia, PHK massal dan skorsing bernuansa union busting melanda sedikitnya 217 pekerja stasiun teve Indosiar.

PHK massal juga dialami 144 pekerja koran Berita Kota pasca diakuisisi Kelompok Kompas Gramedia (KKG), 50-an pekerja Suara Pembaruan dan kelompok media grup Lippo lainnya, serta puluhan pekerja stasiun teve Antv. Continue reading Musim Gugur Buruh Jurnalis Indonesia

Kampanye Jurnalis: Kami Butuh Informasi bukan Amplop

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar bersama pejabat humas dari sejumlah lembaga pemerintah, Minggu (23/8) membuat meluncurkan komitmen bersama untuk menyetop budaya amplop pada berbagai kegiatan kehumasan. Hal tersebut untuk menekan praktik-praktik penyalahgunaan profesi kewartawanan yang selama ini marak terjadi.

Komitmen tersebut diwujudkan dengan penandatanganan spanduk bertuliskan “Stop Budaya Amplop! Jurnalis Hanya Butuh Informasi”. Penandatanganan dilakukan usai Sarasehan Anti Penyalahgunaan Profesi Jurnalis yang diselenggarakan di Sekretariat AJI Denpasar. Sarasehan dilaksanakan serangkaian Hari Ulang Tahun ke-15 AJI. Continue reading Kampanye Jurnalis: Kami Butuh Informasi bukan Amplop

Sensor…sensor…

Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

No : 001/AJI-Adv/ IV/2008
Hal : Siaran Pers AJI untuk disiarkan

AJI Mengecam Penyensoran terhadap YouTube

Pada 2 April 2008, Menteri Komunikasi dan Informatik Muhammad Nuh mengeluarkan Surat Edaran Kominfo Nomor 84/M.KOMINFO/ 04/08 yang meminta perusahaan penyelenggara jasa internet di Indonesia memblokir situs YouTube terkait pemuatan Film Fitna. Film yang dibuat Geert Wilders itu dianggap menghina Islam. Surat itu dikirimkan kepada 146 ISP (Internet Service Provider) dan 30 NAP (Network Access Provider) setelah pemerintah Indonesia gagal “menekan” Google untuk menghapus video Fitna dari situsnya.

Akibat permintaan pemerintah itu, beberapa perusahaan jasa internet seperti XL, BigNet, D-Net, FastNet Indonet, Speedy Telkom, menutup akses ke beberapa situs dan blog yang memuat film Fitna sampai batas waktu yang belum ditentukan. Continue reading Sensor…sensor…