Tag Archives: toleransi

Gelisah dalam kenyamanan

dari web nosstress

Album ini sudah dikemas seperti sebuah pertunjukkan di atas panggung. Sebagai pembuka, Cok menyambut dengan buaian “Manipulasi Hati” bagi pengunjung.

“.. kau seperti dewa kau buat hidup ini berwarna. Kau bagai dewa kau buat orang terus bermimpi.” Setelah koor senang dan mulai termotivasi, Kupit mengajak minum kopi di beranda rumahmu. Aransemen ulang “Tanam Saja” yang membuat kita ingin mengelus capung yang entah di mana, sulit ditemukan karena air makin tercemar.

Tapi penonton masih tersenyum. Dan mungkin akan meledak tertawa ketika “Lagu Semut” didendangkan. Kemudian mendadak tersengat ketika merenungkan lagu ini tentang apa. Dan, makin sayang dengan semut hitam yang jalan-jalan di rumah. Haha. Tapi semut hitam di album ini memberi alarm pada situasi di pulau kecilmu ini.

Ketika investor berlomba membuat resor eksotis sampai membelah bukit seperti di Pantai Pandawa, ingin mengurug Teluk Benoa agar dapat sunset dan sunrise di tengah laut. Sementara di bawah kondominium, hotel, atau villa ada nelayan yang mengais sisa-sisa rumput laut yang rusak diterjang ombak.

Maka, kutipan Gandhi yang masyur memang jadi niscaya, bumi tak akan cukup untuk satu orang yang serakah.

Continue reading Gelisah dalam kenyamanan

Good God

Saya ingin mengkoleksi artikel seperti ini, untuk warisan saya nanti.
…………………

Gusti Allah Tidak “nDeso” Oleh: Emha Ainun Nadjib

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. “Cak Nun,” kata sang penanya, “misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yangampeyan pilih?”

Cak Nun menjawab lantang, “Ya nolong orang kecelakaan.” “Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?” kejar si penanya. “Ah, mosok Allah ndeso gitu,” Continue reading Good God