Untung masih ada kata syukur

Akhirnya pada 12 Oktober lalu bisa berendam dan berenang di pantai. Ya, setelah hampir 5 bulan menggunakan dan merawat luka pemasangan double lumen di urat nadi leher yang tidak boleh basah. Sayangnya pantai sedang dipenuhi padang lamun, jadi gak cukup bisa bergerak bebas.

Pasca double lumen, kini saatnya AV shunt di lengan kiri. Transisi ini menambah rasa sakit. Sakit ditusuk jarum, beberapa kali jika aliran darah macet, memar berkepanjangan, dan was-was.

Apakah dengan lepasnya double lumen, hidup berjalan seperti sebelum divonis CKD V? Tidak semudah itu. Penerimaan pada keterbatasan ternyata perlu waktu lama, saya kira cukup 3 bulan. Setiap kali bertemu kerabat dan menanyakan kabar, air mata tiba-tiba menggenang di sudut mata.

Senstivitas bertambah, seiring dengan perasaan yang kini merasa makin rentan. Mood cepat sekali turun. Misalnya, suatu kali ketika jalan pagi di sawah, tiba-tiba seorang petani mengenali tutupan luka di urat nadi.

“Cuci darah ya? Istri saya juga.”

Oh nggih pak.

“Itu dulu. Sekarang istri saya sampun malinggih.”

Kami tercekat, gak bisa merespon. Malinggih merujuk status niskala pasca ngaben.

Ketika bad mood, produktivitas berkurang dan pikiran negatif seringkali menghampiri. Kadang-kadang merasa itu wajar, saatnya hidup lebih banyak rebahannya. Tapi saat ini merasa, rutinitas minimal seperti jalan kaki pagi dan masak juga berkurang. Lalu apa yang bisa meningkatkan motivasi?

Pada suatu kali, saya memutuskan hadir ke sebuah acara tentang kesehatan mental. Saya ikut sesi journaling. Saya kiri sudah terbiasa melakukannya lewat blog atau sekadar coretan di note. Tapi journaling tak hanya itu, kita ditantang menyampaikan perasaan secara rutin, baik ada hal besar atau biasa saja. Ada keberanian mendiskripsikan perasaan sampai menentukan to do list harian. Ketika ditulis, kita bisa memetakan perkembangan emosi.

Misalnya gratitude journal, ada banyak template di internet, ada kolom goals untuk hari ini. Kemudian “hari ini saya bersyukur karena…….”, “to do list hari ini”, “hal yang saya pelajari hari ini” sampai ruang untuk memvisualisasikan dalam bentuk gambar.

Entahlah, saya belum menentukan apakah journaling akan dilakukan secara rutin atau tidak. Dulu saya biasa membuat to do list pekerjaan agar bisa fokus dan rasanya plong kalau semua tercentang. Tapi to do list saat ini bukan lagi soal pekerjaan saja. Juga kebahagiaan kecil seperti jalan kaki, beli buah, buat salad, dan lainnya.

Syukurnya walau sering merasa dismotivasi, saya belum melalaikan kewajiban jika misalnya ada meeting, janji temu, bikin laporan, dan lainnya. Untung selalu ada sedikit syukur.

sbobet

situs slot gacor 2024 terpercaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *