“Yang dot dadi gigolo, mbok,” sahut Gede Adi, sebut saja demikian dengan yakin. Pria muda 16 tahun yang ngebet disukai banyak perempuan ini setiap hari bangun jam 5 pagi. Rambut setengah pirangnya yang kelimis menjadi lepek ditindih sedikitnya 10 kilogram aneka buah hingga jam 4 sore.
Adi pasti menjadi gigolo yang kuat dan tahan banting, jika Ia tetap pada pendiriannya kelak. Setelah bosan menjadi anak buah juragan buah di kompleks Desa Perangalas, Lukluk. Continue reading Histeria dan Frustasi di Perangalas→
Ni Kadek Sinta, anak perempuan 13 tahun ini bekerja sebagai tukang suun (buruh angkut) di Pasar Badung selama 11 jam per hari. Dari tengah hari sampai tengah malam, tanpa waktu libur. Ia hanya mengenyam bangku sekolah dasar sampai kelas 4.
Demikian juga dua adik perempuannya, yang harus membantu ibunya yang juga tukang suun di pasar terbesar di Bali dan beroperasi 24 jam itu.
Sedikitnya ada 50 tukang suun anak putus sekolah atau tak sekolah sama sekali di Pasar Badung saja. Belum lagi sekitar 100 anak lain yang bekerja sebagai pedagang buah keliling di seputaran Denpasar dan Badung. Continue reading Bali Masih Dihantui Ribuan Anak Putus Sekolah→