Category Archives: Tulisan

Ini Bukti Sampahmu Piknik Lebih Jauh

Kiriman siapa? Sampah nak dauh pasih.

Sampai kita bertanya pada pulau tetangga sebelah kita, jawaban yang sama. Itu bukan sampah kami, sampah kiriman pulau lain. Demikian seterusnya sampai melanglang bumi.

Akhirnya terkonfirmasi? Sampah jatuh dari langit, dikirim Tuhan untuk menyingkirkan kaum manusia?  Continue reading Ini Bukti Sampahmu Piknik Lebih Jauh

Perkawinan, Warisan, dan Anak dalam Radar Adat Bali

Ternyata saya belum pernah posting soal ini. Waduh. Baiklah ini dia.

Saya rangkum saja, desa pekraman (dulu disebut desa adat) juga membahas masalah kekinian dalam pesamuhan atau pertemuan besarnya. Dua hal yang saya beri catatan adalah status perempuan dan ide perlindungan anak. Continue reading Perkawinan, Warisan, dan Anak dalam Radar Adat Bali

Subak Sembung Merintis Ekowisata di Tengah Kota

DSC06109

Jro Mangku Pura Dalem Khayangan di Jalan Ahmad Yani, Denpasar Utara ini memimpin upaya perlindungan lahan sawah dan tata ruang desanya. Setahun terakhir ini, warga Desa Peguyangan Utara belajar mengelola ekowisata Subak Sembung sebagai strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian dan mempertahankan jalur hijau tersisa di Kota Denpasar.

Jro Mangku yang bernama lahir Made Suastika ini berharap mendapat masukan dari pengunjung untuk mendorong pengelolaan ekowisata subak yang berkelanjutan. “Silakan beritahu jika ada yang tidak pas. Kami masih belajar,” katanya rendah hati.

Pria ini bertutur kata teratur dan senang berbagi proses dan mimpi desa mereka. Sebelum memasuki gerbang besi pintu masuk areal persawahan Subak Sembung sekitar 115 hektar ini, ada sebuah pura Dalem dan setranya yang apik dan teduh. Continue reading Subak Sembung Merintis Ekowisata di Tengah Kota

Kuliner Ngangenin dari Nusa Lembongan

Foto: Luh De
Foto: Luh De

Nasi Lekutuh Campur dan Bubuh Komak khas Lembongan ini diserbu warganya sendiri saat dijual di Nusa Penida Festival. Dua menu ini disebut belum ada yang menjual dan kini makin jarang dimasak sendiri di rumah-rumah.

“Ini masakan masa kecil saya. Ketika ketela banyak sekali dibudidayakan dan jadi menu sehari-hari. Sebelum beras menggantikannya,” kenang Gede Adi. Ia menikmati suapan demi suapan dari sepiring Bubuh Komak.

Ketela juga kenangannya akan kampungnya, Nusa Lembongan yang terus berubah dan makin padat akomodasi wisata. Ketela makin sulit dicari karena kebun alih fungsi dan ketergantungan pada beras. Continue reading Kuliner Ngangenin dari Nusa Lembongan

Tentang poligami di Bali: 3 suami, 17 istri, 20 anak

bitterhoney

Potret kehidupan berpoligami di Bali dipotret Robert Lemelson dalam film Bitter Honey yang sedang dipertontonkan di bioskop-bioskop Amerika Serikat. Dalam sebuah diskusi bedah film ini di Denpasar, sejumlah aktivis anti kekerasan pada perempuan menyatakan UU Perkawinan harus diubah agar pria tak bisa mudah poligami.

Lemelson sejak awal menuturkan dengan runut alasan dan apa yang terjadi dalam pernikahan poligami. Antropolog dan film maker ini ini tak berniat mengarahkan penonton ke kesimpulan anti poligami.

Bahkan, di kisah pemeran pertama, Made Darma yang beristri lima, malah terlihat pria berbadan kekar seperti cowboy. Diperlihatkan Darma dilayani istri-istrinya dengan bangga dan memegang kendali dalam keluarga ini. Continue reading Tentang poligami di Bali: 3 suami, 17 istri, 20 anak

Seniman dan Solidaritas Bali Tolak Reklamasi

_MG_0116

Sejumlah pelukis-pelukis tak terkenal mendonasikan karyanya untuk penggalian dana gerakan tolak reklamasi, suatu malam minggu pada November lalu di Denpasar.

Salah satunya I Wayan Damai. Pria difabel ini melelang karya lukisanya yang berjudul “Pasar”. Dalam karya realisnya di atas kanvas ini terlihat dua orang, laki dan perempuan berkursi roda berbelanja di pasar. Ada juga gambar toilet dengan undakan yang tak bisa dilalui kursi roda. Keduanya termenung di depan toilet itu. Continue reading Seniman dan Solidaritas Bali Tolak Reklamasi

Adaptasi Multikultur Peranakan China di Bali

foto @gunkparameswara


Alkisah lebih dari 300 tahun lalu, hanya 12 orang penjaga perbatasan keturunan China harus menghadapi seribu prajurit yang ingin menyerang Kerajaan Bangli di perbatasan Buleleng. Selusin prajurit yang setia pada rajanya itu lalu menyalakan banyak lampion di penjuru desa untuk bisa mengamati musuh.

Prajurit lawan malah mengira titik-titik cahaya itu sebagai petanda banyaknya musuh yang harus dihadapi. Mereka takut. Ekspansi wilayah ini kemudian dibatalkan.

Demikian legenda kesetiaan warga etnis China versi generasi ke-4 marga Lie di Dusun Lampu, Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Bangli.  Menurut Lie Giok Tian, pria 57 tahun, Ketua Perkumpulan etnis Tionghoa di Lampu ini, ikhwal nama Lampu adalah dari lampion lampion itu. Continue reading Adaptasi Multikultur Peranakan China di Bali

Menyelamatkan Anjing Bali dari Jalanan

Hampir dua tahun terakhir anjing Bali yang diliarkan di jalanan dicap pembawa virus rabies. Puluhan ribu anjing kampung ini dijauhi bahkan oleh pemiliknya. Pemerintah juga menargetkan pengurangan jumlahnya, terutama yang berkeliaran di jalanan, dengan eliminasi.

Jacko, seekor anjing ras berumur 3 tahun ini tak pernah dicari pemiliknya. Ia ditabrak mobil. Tulang belakangnya patah menyebabkan dua kaki belakang lumpuh total. Ia merenggang kesakitan selama beberapa jam di jalanan sekitar Blahbatuh, Gianyar. Continue reading Menyelamatkan Anjing Bali dari Jalanan

Pada Gelahang, Sebuah Negoisasi

I Ketut Sukarta dan Ni Made Lely Nawaksari kini bisa bernafas lega. Mahkamah Agung mengabulkan putusan peninjauan kembali atas putusan pengadilan di Bali yang memvonis tak sah perkawinan Pada Gelahang (PG) pada November 2008 lalu. Salinan putusan ini belum diterima, namun telah dipublikasikan di website MA pada September lalu.

Hampir dua tahun mengikuti proses penyidikan dan sidang pengadilan, Sukarta mengaku sangat lelah. Pertama, pasangan yang tinggal di Surabaya ini shock perkawinan mereka yang sah secara adat dan dikuatkan pula dalam akte perkawinan dengan status PG diadukan oleh ibu tiri Lely.

Kedua, pasangan tiga putra dan putri ini tak mengira masalah keluarga harus diselesaikan secara hukum. “Ibu tiri istri saya menganggap perkawinan PG menyalahi aturan leluhur dan meyakini leluhur akan menghukum karena kami sepakat sebagai pasangan yang kapurusan (punya status yg sama),” katanya saat dihubungi, Selasa (26/10). Continue reading Pada Gelahang, Sebuah Negoisasi

Perempuan Bali yang Menghidupkan Ritual

dewi, tukang suun ibu hamil di pasar badung, denpasar

Tak ada perempuan Bali yang libur jika hari raya tiba. Mereka menambah jam kerja mencari uang dan juga lembur membuat aneka sesajen. Waktu 24 jam sehari terasa kurang untuk menghidupkan aura Bali dengan doa-doa dan semangat bekerja.

Ni Ketut Dewi, perempuan 17 tahun ini sedang hamil lima bulan ketika Ia berebutan dengan buruh tukang suun lainnya di Pasar Badung, Selasa (7/12) dini hari. Tiap satu jam, Ia menjunjung belasan sampai puluhan kilogram barang belanjaan pembeli dengan keranjang di atas kepala.

Ia menerima upah antara Rp 5000-15 ribu sekali angkut dengan waktu rata-rata satu jam keliling mengikuti tiap pembeli. Continue reading Perempuan Bali yang Menghidupkan Ritual