Nabeshima Creative Space (NCS) saya kenal ketika Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar membuat program apresiasi jurnalis budaya bekerja sama dengan Arti Foundation, pendiri tempat itu. Nabeshima, nama yang digunakan juga familiar karena pernah meliput prosesi ngaben untuk almarhum Mari Nabeshima yang meninggal karena demam berdarah.
Saya ingat, kematian Nabeshima ini sangat mengejutkan bagi keluarga, suaminya Kadek Suardana tentu saja, dan seniman serta budayawan yang mengetahui proses kreatif perempuan cantik itu. Saya sendiri baru mengenal profil Nabeshima dari cerita-cerita singkat temannya saat mengikuti acara ngaben. Kematian, sekali lagi menggunakan caranya yang misterius bagi mereka yang dihormati komunitas dan lingkungannya.
Di salah satu tiang bangunan Joglo, wantilan utama NCS, terpahat nama Nabeshima di sana. Kadek Suardana mengatakan huruf kanji itu tertulis nama istrinya, seniman asal Jepang ini. Ingatan saya terbang ke lembar Koran yang memajang foto Nabeshima sedang meniup flute saat Pesta Kesenian Bali, dipotret pak Adnyana Subidya.
NCS adalah penghormatan tertinggi untuk kontribusi Nabeshima pada seni dan kesenian. Tentu saja yang berdampak pada masyarakat luas. Ruang terbuka yang saat ini berdiri di tengah sawah, entah sampai kapan, sangat representative sebagai ruang eksplorasi. Ada halaman rumput cukup luas, kubu pinggir sawah, wantilan Joglo dengan saound system, LCD dan layar besar yang siap digunakan.
Bali Blogger Community adalah salah satu komunitas yang mendapat kesempatan menggunakan NCS. Kami main games dalam kelompok yang disipkan dengan sempurna oleh @baliun, potong tumpeng, dan diskusi santai soal musisi Bali dan dunia teknologi informasi.
Tahun ini, seingat saya ada tiga ruang seni yang dibuka di Bali. Dua berwujud ruang secara fisik yakni NCS dan Rumah Seni Maestro di Bypass Sanur. Ketiga, Dapur Olah Kreatif yang berkreativitas di Warung Makan Tresni di Renon.
Makin banyak sih makin bagus karena jauh lebih memudahkan dibanding harus melalui birokrasi panjang jika meminjam tempat di Art Centre yang dikelola pemerintah. Sekarang tinggal menghidupkan komunitas. #uhuk