Untuk bunda
Cerita ulang tahun yang terlupakan
Hari Selasa sore itu sedang mandi. Oh ya, namaku Bani. Aku cepat sekali lupa ulang tahun orang tuaku. Aku Cuma ingat ulang tahunku saja dan kepentinganku. Seperti PR, sekolah, dan kebutuhan manusia (maksudnya pokok).
Ya, manusia itu kan juga suka lupa. Tapi cerita ini baru permulaan saja. Seperti bumi.
*banyak gambar, globe, kue ultah, lilin*
(page 1 of 3)
Episode dihipnotis
Saat hari Senin aku sedang di sekolah. Aku piket. Saat sudah selesai, aku melihat bundaku menunggu lama sekali. Saat pulang, aku mandi dan bundaku bilang, “Bani, ingat ulang tahun bunda?” Aku bilang aku tidak tahu.
Bundaku pura-pura menangis. “Teganya bani.” Bundaku pergi ke kamar tidurnya sambil megang gtab-nya itu.
Aku juga pergi ke kamar. Aku merasa dihipnotis sama bunda. Aku menggambar ini biar terasa dihipnotis.
*gambar wajah sedih, mata dihipnotis*
(page 2 of 3)
Episode the end
Saat aku merasa dihipnotis, aku pergi. Saat bangun aku ternyata demam. Aku pergi ke kamarnya bunda.
Kata bunda, “Bani mau istirahat atau sekolah?” Aku teriak, “sekolah.” Tapi aku harus minum obat dan teh. Tetapi di rumah aku malah tambah sakit.
Dan aku diam di kamarku dan mengambil setumpuk kertas HVS. Menulis cerita sebagai hadiah untuk bunda.
Tamat.
(page 3 of 3)
baniiiiiiii. ayah nangis sendiri baca cerita ini. terima kasih sudah menulis cerita ulang tahun bunda. terima kasih sudah mulai menulis ini. 🙂
* bingung mau komentar apa lagi.
** trus lanjut mewek
huhahaha. bani bani…
sampe gaisok komen
Mbak, saya butuh bantuannya untuk tulis artikel. Boleh hubungi saya ? Terimakasih
halo mba nuri, dihubungi ke mana? hihi
Mas Bani …. ih terharu aku bun ;”)
Bani so sweet… Kecil2 pintar sekali :’)
Bani tulisannya mengalir sekali.