Selamat tinggal biduan rupawan. Era kini adalah mereka yang bernyanyi dan mencipta lagu dengan jujur, ya anggap saja demikian.
Muhammad Istiqomah Djamad (Is), Dadang S. Pranoto (Dankie), Muhammad Tulus Rusydi (Tulus). Ketiganya saya tonton baru-baru ini di Denpasar.
Konser Tulus di kampus Unud dipadati sebagian besar remaja dan mahasiswa. Remaja usia SMP dan SMA cukup banyak. Beberapa berperawakan gemuk, pipi chubby, dan kemeja kerah dikancing sampai habis. Continue reading Penyanyi rupawan sudah gak zaman→
Pukul 6 pagi. Alarm hape jadul mencicit. Biasanya yang sudah bangun duluan Anton. Dia kerap bangun dini hari untuk buka laptop, tapi kalau tidurnya lebih awal maksimal pukul 9 lah.
Menjerang air, seduh kopi. Kemudian Bani bangun, dan terakhir Satori. Nah, si adik ini juga biasanya mencicit usai terjaga. Menangis, seperti orang kepupungan.
Saatnya hidupin tape. Selama beberapa bulan terakhir ini, tiga pemutar keeping CD dalam satu tape ini memutar Dialog Dini Hari/DDH (Tentang Rumahku), Tulus (Gajah), Pygmos (Kabar dari Hutan), Navicula (love Bomb), terakhir Nosstress (Perpektif Bodoh II). Selain Tulus, lainnya musisi indie Bali. Continue reading Musik berkisah di beranda rumah→