Sampah (Kali ini) Bawa Berkah

Bagi NakNik dan penghuni Gang V Jalan Subak Dalem, Minggu (3/2) kemarin boleh jadi salah satu minggu yang riang. Untuk pertama kalinya NakNik Community berinteraksi dengan komunitas lain dan untuk pertama kalinya semua ibu2 di gang V ini berkumpul.

Tumben, anggota NakNik berkumpul semua, sekitar 20-an anak. Dari umur 3-14 tahun. Sejak Sabtu mereka menyiapkan pementasan teater berjudul “Puteri Mencari Pemulung” untuk dipentaskan pada Minggu itu, di depan Gusman dan Bli Tut Nartha dari Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali. Mereka berbaik hati datang berbagi informasi soal pengolahan sampah.

Sementara sebanyak 20 ibu-ibu tumpah ruah di rumahku untuk arisan pertama. Kegiatannya sih biasa, tapi ini jadi awal yang merekatkan kekerabatan di Gang V ini. Arisan ini akhirnya terwujud, setelah sekian lama dipending, dengan alasan ibu-ibu belum termotivasi untuk ikutan arisan.

Arisan perdana ini jadi, juga karena agenda NakNik yang mengundang PPLH Bali. Kegairahan anak-anak inilah yang menumbuhkan semangat bagi ibu-ibu mereka.

Saya seperti melihat miniatur banjar atau komunitas desa. Terbukti, jika masyarakat (sebodoh-bodohnya mereka) sesungguhnya akan bergerak jika disuntik sedikit saja. Di tengah-tengah kebodohan dan kesejahteraan itu, yang juga penting adalah dorongan untuk bangkit. Barangkali karena hal inilah para EQ trainer begitu laris…

Ah, kalau hanya motivasi tanpa dorongan aksi cuma berbuah niat.

Buat saya, arisan perdana ini, teater NakNik, dan pendidikan sampah dari PPLH sungguh bermakna. Hidup di tengah-tengah masyarakat kelompok buruh, peternak, dan pedagang kecil di Subak Dalem ini membuat hidup saya terasa berarti.

Benar asumsi Ayahnya Bani. Waktu itu kita tengah memilih lokasi tempat tinggal, di kawasan Subak Dalem atau Beteng Sari. Dua daerah ini bertolak belakang. Ayahnya Bani bilang, lebih asyik tinggal di Subak Dalem karena (kemungkinan) kita bisa berbuat sesuatu.

Setelah ditimang-timang, kita memilih tinggal di daerah penuh tantangan ini. Walau tantangan untuk membesarkan anak juga besar (hehe.. anak-anaknya terbiasa bilang bangsat! dan smack down)

Setelah dua tahun di Subak Dalem, ternyata kebodohan dan kemiskinan adalah dunia saya, Bani, dan ayah.

0 thoughts on “Sampah (Kali ini) Bawa Berkah”

  1. hmm, i proud of u, bunda. cup2 mmuah..

    btw, masa sih itu utk pertama kalinya naknik ketemu dg komunitas lain. kan sudah pernah waktu sama anak2 IKON di DPRD dulu.

    oya, aku jd pgn nulis jg neh. hehe. mmmmuah!

  2. blogdokter: kalau tidak keberatan, mohon bapak dokter saya undang untuk memberikan training gratis untuk anak2 dan ibu2 disana. saya lagi mikir temanya apa ya (dokter ada saran?)

    ayah: oya, NakNik sebelumnya udah pentas bareng di acara anak2 junkie itu. hehe lupa. mmxxahhhh…

Leave a Reply to Koen Setyawan Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *