Category Archives: Jalan-jalan

Kota Hijau, tapi Perilaku Hitam

“Mbak, kalau mo ganti jadwal terbang nambah 500 ribu, karena kelasnya beda. Yang sama gak ada,” demikian nona manis, Nur, dari IPC mengkonfirmasi penerbangan Garuda. Rabu malam, 11.35pm di GG House Happy Valley, Jalan Raya Puncak, Cibinong, minggu ketiga Desember. Jadi saya harus menghabiskan 36 jam lagi di Bogor.

Walau kangenku padamu, wahai ayah dan Bani tak tertahankan, tapi berat sekali rasanya mengeluarkan 500 ribu dari dompet. Kan kita mo nabung buat liburan ke Bandung bersama bulan Maret kan, darling??

Lagipula toh saya belum pernah jalan-jalan di Kota Bogor. Nelpon si ayah, dan dengan bijaksananya memberi semangat untuk menghabiskan 24 jam lagi di Bogor. Yes, u r my man. Continue reading Kota Hijau, tapi Perilaku Hitam

Wine Salak Sibetan, Anyone?

foto dari karangasemcraft.com

Ribuan pohon salak adalah rumah bagi penduduk Banjar Dukuh, Desa Sibetan, Karangasem. Wilayah dengan luas hampir 150 hektar itu ditanami pohon salak hampir 90%. Tak ada blok-blok perumahan karena sistem tempat tinggalnya adalah ngubu atau membuat rumah di dalam kebun masing-masing.

Masyarakat Dukuh Sibetan hidup menyebar di antara lahan kebun salak. Tiap satu rumah menempati sebagian kecil dari luasan kebun yang dimilikinya. Jadi, secara khusus tidak ditemukan kawasan pemukiman di wilayah banjar Dukuh Sibetan, kecuali beberapa rumah dan warung di sekitar balai banjar. Walaupun tersebar, sebagian besar rumah yang ada sudah mendapat layanan listrik PLN, namun baru sebagian kecil yang mendapat layanan air PDAM. Continue reading Wine Salak Sibetan, Anyone?

Pluralisme di Sulut: Kebajikan Fernando dan Bukit Kasih

Fernando, remaja pria 14 tahun ujug-ujug menyambut dengan sangat ramah di pintu masuk Bukit Kasih, sekitar 50 km selatan Kota Manado, Sulawesi Utara. Keramahannya adalah kelihaiannya bercerita. Langkah kaki guide cilik di kawasan wisata alam dan spiritual di Desa Kanonang, Kecamatang Kawangkoan, Kabupaten Minahasa ini sangat ringan sepanjang menapak ratusan anak tangga. Sebuah tas kresek besar berisi lusinan kaos bergambar Bukit Kasih digamitnya santai.

Dari mulutnya meluncur tanpa henti hikayat Bukit Kasih, sebuah mitologi tentang kasih dan persaudaraan. Alkisah ketika bukit masih kosong ada seorang peri bernama Kerawa. Lalu ada anak dan ibu, Toar dan Lumimuut, yang kemudian disebut sebagai nenek moyangnya Minahasa. Kerawa memberikan sebuah tongkat untuk mereka, yang lalu dibagi dua bagian. Continue reading Pluralisme di Sulut: Kebajikan Fernando dan Bukit Kasih

Pawai Budaya Bhineka Tunggal Ika

Tetabuhan Baleganjur (gamelan Bali) terdengar di tengah guyuran hujan jalanan di Kota Manado, Jumat sore. Belasan anak muda asal Bali berbaur bersama ratusan orang lain dari berbagai lintas etnis mengkampanyekan Bhinekka Tunggal Ika dan Pancasila, ideologi Bangsa Indonesia.

Kelompok Baleganjur ini seniman muda dari Sanggar Kusuma Wijaya, Taas, Manado. Mereka adalah anak-anak asal Bali yang tinggal di Manado. Baru kali ini mereka terlibat dalam pawai budaya dan ikut secara spontan tanpa persiapan khusus. Perangkat gong yang digunakan adalah milik Pura Taas, tempat peribadatan warga Hindu di Manado yang dibuat secara swadaya. Continue reading Pawai Budaya Bhineka Tunggal Ika

Pariwisata Jangan Memperalat Keberagaman

Oleh LUH DE SURIYANI

Sejak pagi, Markus Pandelaki, 46, warga Suku Tombulu, Kecamatan Tomohon Tengah, Sulawesi Utara bersiap dengan atribut tarian Cakalele di tubuhnya. Padahal ia baru akan menari lewat tengah hari, pada Selasa (26/1). Di tubuhnya melekat sekitar 20 kilogram pakaian kebesaran seorang panglima perang.

Misalnya di kepalanya bertengger mahkota dengan hiasan kepala. Ada puluhan helai bulu burung Rangkong khas Sulawesi dan tengkorak kepala monyet. Belum lagi hiasan dari hewan-hewan lain di sekujur tubuhnya, seperti taring rusa, kepala burung hutan, dan lainnya. Penanda keberanian dan penakluk. Continue reading Pariwisata Jangan Memperalat Keberagaman

ANBTI Mengajak Terus Melawan UU Pornografi

Oleh LUH DE SURIYANI

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas meminta elemen masyarakat nusantara terus mendukung penolakan pada Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi yang saat ini dalam uji materiil yang ditangani Mahkamah Konstitusi.

Hal ini diungkapkanya dalam pidato pembukaan Simposium Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) untuk kawasan Indonesia bagian timur dan tengah, yang dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara, Rabu. Continue reading ANBTI Mengajak Terus Melawan UU Pornografi

Kuta Karnival dan Fasilitas Publik

traffic jam-ngaben di kuta

Merayakan Kuta lewat Kuta Karnival tahun 2009 ini saya jadi teringat dengan keinginan saya menemukan hasrat warga Kuta di balik gemerlapnya. Saya kutip kembali catatan saya tempo hari.

Kemacetan parah kembali terjadi di Jalan Legian, Kuta, awal pekan ini. Kendaraan sama sekali tidak bisa bergerak di sejumlah jalan menuju Legian. Terlihat dua kelompok warga yang bersiap melakukan prosesi ngaben (upacara kremasi) di dua titik berbeda. Iring-iringan perempuan membawa sesajen berbaris di sepanjang jalan.

Sepeda motor saja sulit melalui arak-arakan prosesi karena sepanjang Jalan Legian juga digunakan sebagai tempat parkir. Tanda larangan parkir yang tersebar di sepanjang jalan tak berguna. Malah sulit menemukan celah jalan yang tidak ada parkir kendaraannya. Continue reading Kuta Karnival dan Fasilitas Publik

Memanusiakan Kambing untuk Menyejahterakan Perempuan

IMG_7705

Sri Mardani, 43 tahun, ini lebih dikenal dengan nama ibu Sri Kambing. Nama belakangnya didapat sebagai penghormatan dan ikon warga Dusun Embung Rungkas, Desa Ketare, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diawali dengan dua ekor kambing, Sri memberikan hak anak-anaknya untuk sekolah sampai kuliah, mencegah depresi ekonomi puluhan perempuan yang ditinggal suaminya menjadi buruh migran di Malaysia, penguatan ekonomi rumah tangga, dan menumbuhkan semangat warga dusun menjaga lingkungan. Continue reading Memanusiakan Kambing untuk Menyejahterakan Perempuan

Gairah Perempuan dan Perjalanan Lombok

Awalnya perjalanan ke Lombok ini akan dilakukan teman saya Ni Komang Erviani, sesama jurnalis lepas di Bali. Saya memutuskan mundur dari program pembuatan Majalah ACCESS karena ingin konsentrasi mengurus operasional Sloka Institute.

Penggantian personil mendadak tak diijinkan. Harus dibicarakan lagi usai edisi pertama nanti. Berangkatlah saya Senin malam usai acara pitulasan Bali Blogger Community di Panti Jompo Denpasar. Rencananya balik ke Denpasar lagi lima hari kemudian, sehari sebelum puasa.

Ternyata terbang ke Lombok cuma 20 menit. Begitu landing, badan pesawat terhempas keras. Banyak penumpang lain yang kaget. Akibat landasan yang pendek di Bandara Selaparang ini. Continue reading Gairah Perempuan dan Perjalanan Lombok