Category Archives: Bebas

Parahidup, Bekal Menghadapi Keruwetan Manusia

Intro Dalam Kedangkalan memecah hiruk pikuk Pasar Kumbasari senja itu dari pinggir Tukad Badung. Sekonyong-konyong saya segera menyelesaikan pembayaran di sebuah kios buah.

Betapa dekat jarak kita tuju, semua hati telah membuka pintu. Batapa banyak yang kita raih. Kita terbangun saat mereka baru bermimpi.” Continue reading Parahidup, Bekal Menghadapi Keruwetan Manusia

Habis Panik, Panen Asyik: Pengalaman Pertama Menghebohkan dengan Menstrual Cup

sumber: webmd.com

Saya panik. Setelah lebih 5 jam si cawan ninja ini bersembunyi dalam liang vagina, saya tidak bisa meraihnya. Waduh, dia masuk ke rahim. Bagaimana ini?

Jari jempol dan ibu jari menrogoh vagina, berusaha menarik pucuk ekor cawan (stem) tapi tak bisa. Licin dan sangat kuat menancap. Continue reading Habis Panik, Panen Asyik: Pengalaman Pertama Menghebohkan dengan Menstrual Cup

Mengisi Celah Peran Ortu di Sekolah

Belajar dan bermain adalah hak anak. Foto: Luh De Suriyani

Menjadi anggota Komite Sekolah di sekolah dasar anak-anak saya membuka mata jika pendidikan memerlukan peran serta orang tua lebih intens. Salah satunya memberi jeda pada rutinitas sekolah yang super padat dengan kegiatan yang kontekstual.

Misalnya usulan seorang anggota Komite baru-baru ini untuk memberi usul sekolah membuat simulasi dan pendidikan evakuasi gempa bumi pada siswa. Kepala Sekolah langsung merespon dengan membuat simulasi evakuasi gempa bumi secara mandiri setelah gempa bumi 7 SR yang merubuhkan ratusan rumah di Lombok, NTB. Continue reading Mengisi Celah Peran Ortu di Sekolah

Kenapa Para Indonesian Idol Tak Pilih Lagu Indie?

Saya menghargai Indonesia Idol, di luar tekanan industri hiburannya. Menyaksikan seseorang berupaya sekeras tenaga menunjukkan bakat menyanyinya sudah menghibur. Tidak perlu diisi  bedak tambahan agar dramatik. Tapi ya itu unsur materi visual yang selalu ada di televisi.

kartini, desain sinteshirt by @gungws

Continue reading Kenapa Para Indonesian Idol Tak Pilih Lagu Indie?

Jalan-jalan Thailand 5 Hari dengan 2 Anak

Perjalanan ini sebelum akhir tahun 2016 lalu, tapi baru ditulis. Niatnya berbagi sekaligus melengkapi itenarary Thailand untuk orang tua dengan 2 anak di bawah 10 tahun.

Soal jadwal, tentu saja menghindari pikuk tahun baru. Terlebih Thailand dikunjungi lebih dari 30 juta wisman pada 2016. Setengah dari jumlah penduduknya yang 65 juta. Jadi, tiap tahun dari rata-rata dua penduduk ada 1 turis klincang klincung di Thai. Continue reading Jalan-jalan Thailand 5 Hari dengan 2 Anak

Mengenalkan Kata Produktif untuk Anak

image: mspoweruser.com
image: mspoweruser.com

“Bun, kami sudah ngobrol soal komputer. Kalau dalam satu bulan tidak produktif, komputer mending dijual.”

Si bun terdiam. Kaget. Kememengan dalam basa Bali. Ini ide yang ekstrim.

Saat liburan panjang sekolah lalu, Bani sudah dikenalkan dengan kata ini. Ia bertanya dan kami menjawab artinya. Berproduksi, membuat sesuatu, tak hanya mengonsumsi. Jurnalisme warga banget dah. Hihi… Continue reading Mengenalkan Kata Produktif untuk Anak

Kisah di Balik Kuliner Semarang

image

“Mbak, saya daftar perjalanan ke Semarang karena kangen lumpia,” kata saya berkali-kali ke panitia famtrip #SemarangHebat.

Tak hanya dapat lumpia, juga kisahnya. Dan tak hanya narasi soal lumpia. Juga es Cunglik (dibaca conglik), lontong Cap Go Meh, dan sego Kethek. Hikz, kisah di balik bandeng Juwana kelewatan karena LionAir Dps-Sby-Smg delay hampir 4 jam saat transit Surabaya. Isshh…

3:03 AM hari Rabu di Denpasar saat ngblog via ponsel ini, tiga hari setelah balik Semarang saya masih punya stok lumpia udang dan ayam di kulkas. Sarapan hari ke-3 dengan lumpia. Oh bahagia.

Continue reading Kisah di Balik Kuliner Semarang

Peken Rubaya dengan Latar Gunung Agung

Saya sangat kangen pasar atau pekenan ini. Sayang sudah direlokasi. :'(:'(:'(

Lokasinya hanya 5 menit dari rumah bli Nyoman Suastika, tempat saya dan Mahayanthi menginap saat itu. Di areal banjar Tulamben.

Suastika adalah salah satu tokoh muda desa yang sangat sibuk. Pemandu selam, mendirikan organisasi pemandu selam lokal, mengurus sampah, pewarta warga, dan lainnya.

Beruntung sekali saya merasakan aura Rubaya. Baru saja masuk areal pasar sudah kepincut dua ibu-ibu ini.

image

Continue reading Peken Rubaya dengan Latar Gunung Agung

#AmedSingMedMed

image

Seperti bulan lalu, gelisah jelang hari pembukaan kelas perdana jurnalisme warga. Selalu terjadi selama 5 tahun ini.

Halnya ketika akan memulai kelas jurnalisme warga #NyegaraGunung di Desa Purwa Kerthi yang lebih dikenal dengan kawasan Amed ini.

Gelisah dipicu banyak hal terutama sih karena jarak jauh. Takut kurang waktu untuk mempersiapkan tempat. Kelas ke Timur Bali ini perlu 3 jam berkendara dari Denpasar. Continue reading #AmedSingMedMed